Kerja praktek kemarin ane dipaksa untuk mampir ke beberapa kota di Jawa Timur dalam 1 bulan. Dan hampir 5 hari kami tinggal di Mojosari, Mojokerto kota ke dua setelah Madiun yang ane kunjungi. Dirasa pekerjaan disini sudah tercukupi, pada hari itu, jumat diputuskan untuk rehat sejenak sambil merapikan sisa pekerjaan yang lalu dan persiapan meluncur ke Madura esok harinya.

Pagi sayu itu ane bergumam dan sembari merayu bos cabang ane yang tidak lain adalah senior ane sendiri, maklum beliau yang memegang kendali logistik selama ini. Disini kejahatan berencana ane mulai dieksekusi,...hahahahahasyem.

Bermula pada malam sebelumnya ane sercing di gugel dengan kata kunci “wisata mojokerto” dari list tersebut ane tertarik dangan pemandian air panas, karena tempat tersebut lumayan dekat dan mengingat jumat hari pendek. Sempat bertanya dengan penduduk sekitar memang lumayan direkomendasikan, akhirnya dibuat keputusan.

Dengan iming2 mandi air hangat bisa merileksasikan badan kami,mengingat pada hari lalu kami naik motor hampir 10 jam tiap harinya, akhirnya senior ane setuju. Sebenarnya niat pergi cuma bertiga, tapi rencana bocor jadi semua rekan tim ikut semua,...hahahahaha.

Capcus tak lama setelah sarapan dan tak lupa untuk tak mandi kami langsung ke desa Padusan, Pacet. Tidak sampai 30 menit kami sampai, karena kondisi jalan yang lumayan sepi. Terlihat ada gerbang masuk tkp, disini tiap motor kena 7500 rupiah per motornya, orangnya ga diitung (oknum setempat ?), nawar kena 6500, lumayan hemat 5000, ya kami ada 5 motor. Bos cabang pun segera bertindak=bayar. Tidak beruntung salah satu motor paling mahal yang dipake rekan ane ketauan bocor tepat di parkiran tkp, langsung kulo nuwun ke tukang tambal ban dan kita tinggal. Waladalah ternyata ada biaya parkir juga 2000 rupiah, ya wis bayar sendiri-sendiri.

 
Di sekitar area parkir sudah banyak warung yang menjajakan makanan siap saji, buah, sayur dan cindera mata. Hanya 5 menit dari parkiran kita sampai di pintu masuk kolam. Benar. Kita perlu bayar lagi. Bos bertindak. Anak buah tinggal masuk. Hahahahahasyik.

 

Terlihat 1 kolam air dingin ketika kita masuk, dan ternyata kolam air panas terdapat di satu tingkat lebih bawah. Untuk kolam air panas terdapat beberapa kolam kecil. Dianjurkan mandi di air dingin 
sebelum nyebur ke kolam air panas dulu kata petugas.


Kondisi masih sepi, mungkin karena masih lumayan pagi jadi lumayan dingin dan kolamnya memang dingin. Serasa badan sudah basah, cuma nyemplung 1 menit, langsung pindah ke hidangan utama. Dan ternyata panas beud gan. Serasa kulit ngelupas semua apalagi bagian itu ane, ane cuma pake boxer. Walaupun sudah bertahap masuk air panas dengan harapan tubuh bisa beradaptasi hasilnya zonk, Cuma ane yang lemas telentang di pinggir sembari  liat rekan ane enak rebahan senderan di kolam, hasyem.

 Berhubung sudah telanjang dan g sempet ane nyomot pic dari mbah gugel.

Mengingat hari pendek jam 11 kurang kita mentas dan siap2 pulang, dan ternyata motor rekan ane belum ditambal. Apes. Alasannya tukangnya belum nyampe. Lah ngapain tadi diterima pas kita minta nambalin, makelar,broker, atau apa ya?

Akhirnya 3 orang ditinggal di tkp dan sisanya langsung balik persiapan sholat jumat. Sembari nunggu ditambal dan penasaran, kita pergi liat air terjun yang masih satu komplek dengan padusan pacet ini. Dari parkiran kita ke arah kiri untuk ke kolam air panas dan ke kanan untuk ke air terjun.

Selain kolam air panas dan air terjun juga ada outbond, cottage, bumi perkemahan yang dihiasi dengan hutan pinus cocok dan terkenal untuk pasangan yang berkenan mencoba maksiat, dan itu terbukti saat itu lumayan banyak pasangan yang menuju ke tempat idaman tersebut, padahal hari jumat. Skip.

Pada perjalanan menuju air terjun, disebelah kiri terdapat penangkaran rusa disini juga terdapat warung dan gubuk untuk beristirahat. Bayar lagi. Sebelum sampai di air terjun harus bayar 3000 rupiah per gundul, gpp lah yang ngasih tiket manis masih muda umur 20-24.


Setelah ditelusur ada jalan naik lagi dari lokasi air terjun pertama. Karena penasaran kita lanjutkan perjalanannya. Jalan tersebut hampir putus karena longsor dan sebelah kiri ada jurang lumayan curam walaupun dasarnya keliatan namun ngeri juga. Kita paksa lewat sambil lari miring miring, hahahaha. 

Ketemu air terjun lagi, tapi lebih kecil. Disini tak ada jejak jalan sama sekali, padahal niat naik lagi ke puncak bukit di atas sana. Mengingat risiko dan waktu yang mepet akhirnya kita putuskan balik.

Motor siap. Dan langsung balik ke Mojosari. Untung masih sempat sholat jumat walaupun g dapet pahala khotbah. Siang itu panas luar biasa dan cocok untuk tidur. Sesuai keputusan kita melaksanakan kegiatan boci, kegiatan favorit bos cabang, bobo ciang.

Monggo berbagi cerita.
Terima kasih.